Review Buku "
Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi"
Review Buku Karya Budi Santosa
MANAJEMEN PROYEK
Konsep dan Implementasi
Budi Santosa
BAB
I
Konsep dan Pengertian
Pendahuluan
Manajemen
proyek kini merupakan keharusan, bukan lagi sekedar
pilihan.
Ini berarti bahwa pekerjaan-pekerjaan tertentu akan lebih efisien
dan
efektif jika dikelola dalam kerangka proyek dan bukan diperlakukan
sebagai
pekerjaan biasa. Dengan demikian diperlukan penerapan
manajemen
pr oyek secara benar. Maka memahami manajemen proyek
secara
benar sangatlah penting dalam rangka bisa melaksanakannya.
Pembuatan
Jalan Tol C ipularang yang menghubungkan
Jakarta Bandung yang mempersingkat waktu tempuh kedua kota itu dilakukan
dengan
menggunakan cara pengelolaan pekerjaan yang berbeda dengan
pengelolaan
pekerjaan-pekerjaan reguler. Batasan waktu yang tersedia
dan
biaya yang dianggarkan serta kualitas jalan merupakan hal-hal
yan
g harus d ipenuh i dalam penyelesa ian pekerjaan tersebut. Be gitu
juga
ketika Pemerintah Indones ia membangun kembali Provinsi Aceh
dari
kehancuran akibat bencana alam tsunami, pemerintah menugaskan
tim
khusus dengan manajemen khusus juga untuk melakukan pekerjaan
tersebut.
Pada kedua contoh itu telah berlangsung suatu pekerjaan besar
yang
perlu perencanaan dan pelaksanaan secara sungguh-sungguh dan
dalam waktu
tertentu.
BAB II
Bab II
membahas tentang siklus hidup proyek , secara pengertiannya siklus hidup proyek
adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek
direncanakan, dikontrol,perkembangan produk dan diawasi sejak proyek disepakati
untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai.
Dalam hal
perkembangan pr oduk, hampir semua orang setuju akan tahap-tahap yang dilalui.
Perkembangan pr oduk biasanya diawali dengan riset dan pengembangan (R &D),
dilanjutkan dengan pembuatan desain, pengenalan ke pasar, pertumbuhan, matang,
penurunan sampai produk tersebut mencapai tahap mati dan tidak dipr oduksi
lagi.
Jika dari
keterangan pengertian diatas , ada beberapa siklus hidup produk diantaranya :
1. Riset dan pengembangan (R &D)
Tahap
penelitian pasar akan produk yang diinginkan pasar,pembuatan model dan desain,
pembuatan produk
2. Pengenalan ke Pasar
Mulai
dilempar ke pasar, melihat bagaimana tanggapan pasar terhadap produk baru yang
dimunculkan
3. Tumbuh
Tahap dimana
produk mulai mendapatkan pembelian secara meningkat dari konsumen.
4. Matang
Tahap ini
ditandai jumlah penjualan yang sudah mencapai maksimumal dan sulit untuk
dinaikkan lagi. Ini sebagai kelanjutan dari tahapan tumbuh sebelumnya.
5. Penurunan
Setelah tahap
matang berakhir, maka penjualan produk bisanya akan mengalami penurunan
(deteriorasi).
6. Mati
Tahapan
terakhir adalah ketika produk tidak lagi dibeli oleh konsumen. Siklus hidup pr
oduk akan berakhir, tidak diproduksi lagi. Sesudah itu akan dimulai lagi siklus
hidup ini dengan kegiatan R&D.
Dalam bab ini
kita akan melihat bagaimana siklus hidup atau tahaptahap yang biasa dilalui
oleh suatu proyek pada umumnya, pola tersebut disebut dengan siklus hidup
proyek. Siklus hidup proyek ini juga mempunyai tahapan-tahapan siklus
perkembangan produk ,adapun tahapannya sebagai berikut : - Tahap Konsepsi
- Tahap Perencanaan
- Tahap Eksekusi
- Tahap Operasi
Konsepsi
Secara
umum tahap konsepsi ini bisa dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
Inisiasi Proyek dan Kelayakan. Berikut adalah penjelasan masing masing
sub tahap.
Ø
Inisiasi Proyek
Proyek dimulai
dengan di temukannya sua tu masa lah, kesempatan
atau kebu tuhan oleh user
Inisiasi adalah titik di mana suatu ide tentang proyek
lahir.
Banyak user tahu
ada masalah tetapi sulit untuk mengemukakannya.
Kelayakan Proyek
Ø
Kelayakan adalah proses investigasi
terhadap masalah dan
mengembangkan solusi secara lebih detail apakah
penyelesaian masalah
i tu cukup mengun tungkan secara ekon omis dan bermanfaat.
Ada beberapa perspekti f yang mungkin dalam tahap
kelayakan
in i-apa yang diperlukan, kapan dilakukan, pihak mana yang
terlibat. Investigasi awal oleh user hanya
merupakan studi kelayakan
pendahuluan. Jika user
memang ingin melaksanakan lebih jauh
idenya
perlu
dicarikan s olusi dari beberapa kontraktor/ konsultan/ developer
Permintaan Proposal
Ø
Permintaan proposal atau Request For Proposal (RFP)
dikirim kepada
pihak-pihak
yang masuk dalam da ftar peserta lelang atau bidders
list
yang dipunyai perusahaan atau pihak lain yan g berminat.
Dalam RFP
ditentukan tujuan proyek, lingkup proyek, spesifikasi performansi,
batasan ongkos dan jadwal, kebutuhan data, jenis kontrak
yang
diinginkan (lihat lampiran). Para kontraktor mengirim proposal
sesuai
dengan RFP, kemudian user
memilih salah satu sebagai pelaksana
utama
atau
partner.
Proposal Proyek
Ø
Kontraktor perlu mengeluarkan
sejumlah biaya dan waktu untuk
menyiapkan proposal. Maka penyiapan proposal perlu
ditangani oleh
manajemen puncak. Pembuatan proposal adalah pekerjaan
penting
yang harus dilakukan sebelum suatu proyek
didapatkan. Secara
ringkas proposal proyek harus mengandung beberapa pokok
isi sebagai
berikut:
·
Surat
Pengantar
·
Ringkasan
Eksekutif
·
Bagian
Teknis
·
Manfaat
atau Keuntungan yang akan diperoleh
·
Jadwal
·
Bagian
keuangan
·
Bagian
legal
·
Kualifikasi
manajemen
Pemilihan Proposal
Ø
Proposal yang masuk ke pemilik proyek
akan dievaluasi berdasar kan
syarat-syarat yang telah ditentukan dalam RFP. Evaluasi
pertama bisa
dilakukan berdasarkan syarat-syarat administrasi. Syarat
administrasi
ini
bisa meliputi
·
Aspek
hukum
·
Bidang
pekerjaan
·
Aspek
finialisasi
Negosiasi Kontrak
Ø
Negosiasi atau t awar- menawar merupakan
suatu usaha yang
dilaksanakan beberapa pihak yang akan melakukan suatu
transaksi
yang kompleks, sangat berharga dan memakan waktu. Negosiasi
antara pemilik proyek (user)
dengan calon kontraktor yang terpilih
dimaksudkan untuk menyamakan posisi kedua belah pihak dalam
masalah-masalah utama, khusus nya masalah teknis dan persetujuan
dalam
hal waktu, jadwal dan performansi.
Tahap Perencanaan
Ø
Tahap perencanaan da lam sik lus
hidup pr oyek akan me liputi
kegiatan: penyiapan rencana pr oyek secara detai l dan
penentuan
spesifikasi proyek secara rinci. Isi rencana pr oyek
biasanya terdiri dari:
1. Jadwal pekerjaan
2. Anggaran dan sistem pengenda lian
biaya
3. Work Breakdown Structure secara rinci
4. Bagian-bagian yang berisiko tinggi dan cukup sulit dan
rencana
tentang
pengatasan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul.
5. Rencana sumberdaya manusia dan
pemakaian sumberdaya lain.
6. Rencana pengujian hasil proyek
7. Rencana dokumentasi
8. Rencana peninjauan pekerjaan
9. Rencana pe laksanaan hasil proyek
Pembuatan rencana ini dikerjakan oleh tim proyek di bawah
koordinasi dan pengawasan seorang manajer
proyek
Tahap Eksekusi
Ø
Pada tahap ini campur tangan user sudah sangat kecil,
porsi
pengambilan keputusan lebih banyak di tangan pelaksana
proyek.
Yang tercakup dalam tahap ini adalah pekerjaan-pekerjaan seperti:
desain,
pengembangan, pengadaan,konstruksi/ produksi, pelaksanaan.
Tergantung
pada jenis proyek, kegiatan konstruksi bisa juga berupa
kegiatan produksi.
Untuk proyek-proyek konstruksi tahap ini akan meliputi kegiatan desain,
pengadaan, dan konstruksi. Sedangkan pada proyek
pengembangan
hardware tahap ini
akan meliputi desain, pengembangan,
pengadaan dan
produksi.
Tahap-tahap
dalam eksekusi ini adalah:
1.
Desain
2.
Pengadaan
3.
Produksi
4.
Implementasi
Tahap Operasi
Setelah
hasil proyek diserahkan ke user maka proyek dianggap
selesai.
Keterlibatan kontraktor dianggap telah selesai lalu user mulai
mengoperasikan
hasil proyek terse but. Tetapi ini tergantung juga pada
jenis
proyek. Proyek eksibisi pertandingan sepak bola atau pertunjukan
wayang kulit
tentu saja tidak mempunyai tahap operasi ini.
BAB III
ORGANISASI PROYEK
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha
yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu,
anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang
akan dihasilkan.
.Terdapat beberapa unsur dalam penyusunan
struktur organisasi sebagai berikut:
- Berdasar
Produk
- Berdasar
Lokasi
- Berdasar
Proses
- Berdasar
Pelanggan
- Berdasar
Fungsi
Proyek Sebagai Bagian dari Organisasi
Fungsional
Sebagai
salah satu alternat f untuk memberikan tempat bagi proyek,
kita
bisa memasukkan proyek sebagai bagian dari divisi fungsional dari
suatu
perusahaan.
Ada beberapa
keuntungan dan kelemahan menggunakan struktur ini , diantaranya :
- Adanya fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan staf/karyawan. Jika
sebuah divisi fungsional yang tepat telah dipilih sebagai “tempat" proyek,
divisi tersebut akan menjadi base administrasi bagi orang- orang yang mempunyai
keahlian tertentu yang terlibat dalam proyek.
- Orang- orang dengan keahlian tertentu bisa ditugaskan di banyak proyek yang
berbeda
- Orang- orang dengan keahlian yang berbeda dapat dikelompokkan dalam satu
group untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi
pemecahan masalah teknis.
- Divisi fungsional yang bersangkutan bisa jadi basis bagi kelangsungan
teknologi hila para personel keluar dari proyek atau organisasi induk.
- Divisi fungsional mempunyai jalur- jalur karir bagi mereka yang mempunyai
keahlian t ertentu.
Adapun
Kekurangannya sebagai berikut:
- Klien tidak menja diperhatian utama dari aktivitas yang dilakukan
orang-orang yang terli bat proyek.
- Divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas- aktivitas khusus
yang sesuai den gan fungsinya
- Kadang- kadang dalam proyek yang diorganisasi secara fungsional ini tidak
ada individu yang di beritanggung jawab penuh untuk mengurus proyek.
- Motivasi orang yang ditugaskan ke proyek cenderung lemah. Proyek bukan
merupa kan minat utama dan bukan mainstream bagi anggota.
- Penyusunan organisasi seperti ini tidak memberikan pendekatan yang holistik
terha dap proyek. Proyek yang komplek secara teknis tidak dapat dikerjakan
secara baik tanpa totalitas.
Organisasi
Proyek Murni
Bentuk lain
dari organisasi proyek adalah organisasi proyek murni (pure project
organization). Proyek terpisah dari organisasi induk. Ia menjadi organisasi
tersendiri dalam staf teknis tersendiri, administrasi yang terpisah dan ikatan
dengan organisasi induk berupa laporan kemaj uan atau kegagalan secara periodik
mengenai proyek. Pimpinan dalam hal ini manajer proyek bisa melakukan
pembangunan sumber daya /dari luar berupa subkontraktor atau supplier sela ma
sumber daya .(tidak bersedia atau tidak bisa dikendalikan dalam organisasi.
Organisasi
Matriks
Dalam rangka
menggabungkan kelebihan-kelebihan yang dipunyai organisasi fungsional dan
organisasi proyek murni dan menghindarkan kekurangan-kekurangan yang ada, maka
dikembangkan bentuk organisasi yang dikenal dengan organisasi matriks.
Organisasi ini merupakan jalan tengah antara keduanya.
Memilih Bentuk Organisasi Proyek
Seorang
manajer proyek jarang yang bertanggung jawab
untuk
melakukan perancangan organisasi proyek. Tetapi dia bisa
memberikan
saran pada orang yang melakukannya. Tidak mungkin
ditetapkan
bentuk organisasi mana yang paling baik dalam rangka
menangani
proyek. Bagaimana suatu bentuk organisasi bisa dipilih,
sulit diterangkan bahkan oleh praktisi
senior sekalipun
BAB IV
Tim Proyek
Secara
umum peng erti an ti m proyek adal ah semua personil yang
t
erg abung dal am org ani sasi peng el ol a proy ek. Ada pe rsonil fung si onal
dari
organi sasi i nduk, ada j ug a personil ya ng m enj adi i nti dari tim. Ti m
inti
han ya bert angg ungj aw ab ke manaj er proyek, sedang kan personil
fung
si on al mela por kepa da kedu a at asan, yakni manaj er fung si onal dan
manajer proyek
Manajer
Proyek
Peran Manajer Proyek
Manaj
er proyek berperan unt uk meng int eg rasikan beberapa
keg
iat an yang berbeda untuk mencapai t uj uan t ert entu. Sebag ai orang
ut
ama dalam manaj emen proyek, ia meng int eg rasikan apa saj a dan
siapa
saj a unt uk mencapai performansi yang dit arg et kan. Manaj er
proyek
j ug a seorang komunikat or. Deng an ini
berart i ia menj adi t empat
t erakhir menuj unya laporan-laporan,
memo, permint aan dan keluhan
Kompetensi
dan Orientasi Manajer Proyek
Seorang
manajer proyek bekerja pad a interface an tar a top management
dan
para teknolog a tau teknisi, maka dia harus mempunyai kemampuan
manajerial
dan sekaligus kompetensi teknis serta beberapa kualifikasi
yang lain. Bagaimana tingkat pentingnya
kemampuan manajerial
dan kemampuan teknis sangat
bergantung pada jenis proyek
Anggota Tim
Proyek
- Contract
Administrator
- Project
Controller
- Project
Accountant
- Customer
Liason
- Production
Coordinator
- Manajer
Lapangan
- Quality
Assurance Supervisor.
Peran
Lain di Luar Tim Proyek
Manajer
Program
Ada
kalanya dalam suatu waktu perusahaan mempunyai banyak
proyek
yang harus ditangani. Masing-masing proyek dipimpin oleh
seorang
manajer proyek. Perusahaan perlu juga menempatkan orang
untuk mengkoordinasikan para manajer proyek ini
Manajemen
Puncak
Manajemen
punca k bertanggun gjawab untu k mensu kses kan
pela
ksanaan manajemen pr oye k. Sehingga ada beberapa tugas ya ng
harus
di kerja kannya.
• Menetap
kan secara jelas tanggun gjawab dan wewenang manajer
pr
oye k relati f terhadap manajer yang lain.
• Menentu
kan ling kup dan batasan tanggun gjawab pengambilan
keputusan
yang dimili ki manajer pr oye k.
• Menetap
kan kebija ksanaan dalam penyelesaian kon fli k dan penetapan
pri
oritas.
• Menjabar
kan tujuan-tujuan yang a kan diguna kan untu k meng evaluasi
per
formansi manajer pr oye k.
• Merencana
kan dan memberi kan du kungan pada suatu sistem
manajemen
pr oye k yang bisa menyedia kan in formasi yang berguna
untu
k perencanaan, pengendalian, pemeri ksaan dan evaluasi
proyek
proyek yang dilaksanakan
BAB V
Perencanaan Proyek
Penentuan
apa yang akan dikerjakan ini merupakan fungsi dari
perencanaan
(planning). Sedangkan tindakanmemastikan bahwa rencana
dikerjakan
dengan benar merupakan fungsi pengendalian (control).
Dalam
bab ini akan dibahas mengenai perencanan pekerjaan dalam
proyek.
Perencanaan merupakan hal sangat penting dalam manajemen
proyek.
Alasan-alasan berikut mendasari perlunya perencanaan:
• Untuk
menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian
Dengan
perencanaan yang baik, apa yang perlu dikerjakan,
kapan
dikerjakan, memerlukan resourse apa saja, risiko apa yang
akan
muncul, apa target tiap aktifitas akan menjadi jelas. Hal-hal
yang
tidak pasti akan menjadi lebih pasti.
• Untuk
memperbaiki efisiensi operasi
•Dengan
perencanaan yang baik tentu saja akan membuat
pelaksanaan
kegiatan proyek akan semakin efisien. Langkah cobacoba
dan
tidak jelas dasarnya akan membutuhkan biaya yang lebih
tinggi.
Untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan
Proyek
Tahap-tahap Perencanaan Proyek
Setelah
kontrak proyek ditandatangani, maka manajemen puncak
dari
perusahaan yang mendapatkan pekerjaan proyek harus memberi
wewenang
untuk melakukan perencanaan, membuat jadwal dan
anggaran
kepada tim proyek. Langkah-langkah perencanaan meliputi:
1.
Penentuan tujuan proyek dan
kebutuhan-kebutuhannya. Dalam hal
ini
perlu ditentukan hasil akhir proyek,
waktu, biaya dan performansi
yang
ditargetkan.
2.
Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang
diperlukan untuk mencapai
tujuan
proyek haruslah diuraikan dan didaftar.
3.
Organisasi proyek dirancang untuk
menentukan departemendepartemen
yang
ada, subkontraktor yang diperlukan dan manajermanajer
yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas pekerjaan yang
ada.
4. Jadwal
untuksetiap aktivitaspekerjaandibuat, yangmemperlihatkan
waktu
tiap aktivitas, waktu mulai dan batas selesai serta milestone.
5.
Sebuah rencana anggaran dan
sumberdaya yang dibutuhkan
dipersiapkan.
Rencana ini akan
memberikan informasi mengenai
jumlah
sumberdaya dan waktu untuk setiap aktivitas pekerjaan.
6.
Estimasi mengenai waktu, biaya dan
performansi penyelesaian
proyek.
Rencana Induk Proyek
Tujuan
pembuatan rencana adalah untuk memberikan petunjuk
kepada
manajer dan tim proyek selama siklus hidup proyek; untuk
memberitahukan
mengenai sumberdaya apa yang diperlukan, kapan
dan
berapa besar biaya yang dikeluarkan, dan memungkinka n mereka
mengukur
kemajuan yang telah dibuat dan keterlambatan yang terjadi,
selanjutnya
apa yang perlu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan
itu
Rencana
induk proyek berisi:
I.
Deskripsi Proyek
Bagian
ini berisi deskripsi singkat mengenai asal-usul dan latar
belakang
lahirnya proyek. Termasuk disini penjelasan singkat tentang
proyek,
tu juan, kebutuhan, kendala, masalah yang ada ( dan bagaimana
akan
diatasi), jadwal induk yang memperlihatkan kejadian dan milestone
yang ada.
II. Manajemen dan Organisasi
Ø Manajemen dan organisasi
Ø
kebutuhan orang
Ø
training dan pengembangan
III. Bagian Teknis
Ringkasan
mengenai aktivitas utama proyek, waktu dan biaya.
Termasuk
dalam bagian ini adalah:
1.
Rincian pekerjaan (statement of work).
Pekerjaan
yang ada diuraikan secara jelas.
2.
Jadwal proyek.
Jadwal
proyek berhubungan dengan kejadian, milestone,
termasuk
Gantt charts, jaringan kerja proyek, diagram CPM/PERT.
3.
Anggaran dan dukungan keuangan.
Estimasi
mengenai pengeluaran, kapan waktunya, untuk biaya
tenaga
kerja, bahan dan fasilitas.
4.
Testing.
Daftar
semua yang perlu diuji, termasuk prosedur, waktu dan
orang
yang bertanggungjawab.
5.
Dokumentasi.
Dokumen-dokumen
yang akan dihasilkan dan bagaimana
dokumen
ini akan diorganisasikan dan disimpan.
6.
Implementasi.
Bahasan
dan petunjuk mengenai bagaimana pelanggan menjalankan
hasil
proyek.
7.
Rencana peninjauan pekerjaan.
Prosedur
mengenai peninjauan pekerjaan secara periodik,
catatan
apa yang perlu ditinjau, kapan, oleh siapa dan menurut
standar
apa.
8.
Justifikasi ekonomi.
Ringkasan
alternatif yang mungkin dalam mencapai tujuan
proyek memperlihatkan trade-off antara biaya dan jadwal.
Alat-alat Perencanaan
Banyak
metode yang digunakan dalam perencanaan. Di sini akan
dibahas
beberapa diantaranya adalah
1.
Work breakdown structure (WBS)
WBS
adalah kegiatan menguraikan pekerjaan proyek menjadi
pekerjaan-pekerjaan
kecil yang secara operasional mudah dilaksanakan
serta
mudah diestimasi biaya dan waktu pelaksanaannya.
2.
Matriks tanggungjawab
Matriks
tanggungjawab ini digunakan untuk menentukan
organisasi
proyek, orang-orang kunci dan tanggungjawabnya.
Matriks
tanggungjawab memperlihatkan hubungan antara kegiatan/
aktifitas
dengan siapa yang bertanggungjawab dan seberapa besar
tanggungjawabnya.
3.
Gantt charts
Tool
ini digunakan untuk menunjukkan jadwal induk proyek, dan
jadwal
pekerjaan secara detail.
4.
Jaringan kerja (network)
Jaringan
kerja digunakan untuk memperlihatkan urutan pekerjaan,
kapan dimulai, kapan selesai, kapan
proyek secara keseluruhan selesai.
Pendefinisian Pekerjaan
Tujuan
proyek perlu diterjemahkan secara lebih operasional,
sehingga
memungkinkan untuk menentukan elemen-elemen pekerjaan
secara
detail untuk mencapai tujuan terse but. Untuk proyek besar tidak
jarang
beberapa pekerjaan terlewati. Untuk itu perlu didefinisikan
pekerjaan-pekerjaan
yang ada dan bagaimana hubungan an tar pekerjaan
itu.
Integrasi WBS dengan Organisasi
Proyek
Sesudah
proyek dipecah-pecah dalam paket pekerjaan
yang
operasional, perlu ditentukan unit organisasi mana yang
bertanggungjawab
terhadap pekerjaan tersebut. Untuk itu perlu dibuat
integrasi
antara WBS dan organisasi proyek. Sebagai contoh proyek
Mandiri,
lihat gambar 5.5. Dalam
proyek ini terlibat
empat bagian
organisasi
dengan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
pembuatan produk engineering.
Matriks Tangungjawab
Dari
integrasi WBS dan organisasi proyek bisa dibuat matriks
tanggungjawab.
Di sini diperlihatkan hubungan antara pekerjaan dan
orang
yang bertanggungjawab langsung terhadap pekerjaan tersebut.
Kolom
matriks menunjukkan orang yang bertanggungjawab dan
dari
bagian apa dalam organisasi proyek, sedangkan baris matrik
menunjukkan
pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam proyek. Pertemuan
kolom
dan baris menunjukkan tingkat tanggungjawab yang dimiliki
orang yang bersangkutan terhadap tugas
yang ada.
Kesimpulan
Dari bab yang saya review sebuah
manejemen proyek membutuhkan konsep proyek yang sudah tertata rapih dengan
aturan yang sudah dibuat secara kelompok agar tidak terjadi kesalahan kerja. Dan
dalam menjalakan manajemen proyek membutuhkan leader atau manager proyek yang
bisa memimpin jalannya proyek yang sedang berjalan agar dapat menghasilkan yang
diinginkan dan selesai dengan waktu yang sudah ditetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar