Sabtu, 05 November 2016

Review Buku " Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi"
Review Buku Karya Budi Santosa

MANAJEMEN PROYEK
Konsep dan Implementasi
Budi Santosa

BAB I
Konsep dan Pengertian
Pendahuluan
Manajemen proyek kini merupakan keharusan, bukan lagi sekedar
pilihan. Ini berarti bahwa pekerjaan-pekerjaan tertentu akan lebih efisien
dan efektif jika dikelola dalam kerangka proyek dan bukan diperlakukan
sebagai pekerjaan biasa. Dengan demikian diperlukan penerapan
manajemen pr oyek secara benar. Maka memahami manajemen proyek
secara benar sangatlah penting dalam rangka bisa melaksanakannya.
Pembuatan Jalan  Tol C ipularang yang menghubungkan Jakarta Bandung yang mempersingkat waktu tempuh kedua kota itu dilakukan
dengan menggunakan cara pengelolaan pekerjaan yang berbeda dengan
pengelolaan pekerjaan-pekerjaan reguler. Batasan waktu yang tersedia
dan biaya yang dianggarkan serta kualitas jalan merupakan hal-hal
yan g harus d ipenuh i dalam penyelesa ian pekerjaan tersebut. Be gitu
juga ketika Pemerintah Indones ia membangun kembali Provinsi Aceh
dari kehancuran akibat bencana alam tsunami, pemerintah menugaskan
tim khusus dengan manajemen khusus juga untuk melakukan pekerjaan
tersebut. Pada kedua contoh itu telah berlangsung suatu pekerjaan besar
yang perlu perencanaan dan pelaksanaan secara sungguh-sungguh dan
dalam waktu tertentu.
BAB II
Bab II membahas tentang siklus hidup proyek , secara pengertiannya siklus hidup proyek adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol,perkembangan produk dan diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai.
Dalam hal perkembangan pr oduk, hampir semua orang setuju akan tahap-tahap yang dilalui. Perkembangan pr oduk biasanya diawali dengan riset dan pengembangan (R &D), dilanjutkan dengan pembuatan desain, pengenalan ke pasar, pertumbuhan, matang, penurunan sampai produk tersebut mencapai tahap mati dan tidak dipr oduksi lagi.

Jika dari keterangan pengertian diatas , ada beberapa siklus hidup produk diantaranya :

1.      Riset dan pengembangan (R &D)
Tahap penelitian pasar akan produk yang diinginkan pasar,pembuatan model dan desain, pembuatan produk
2.      Pengenalan ke Pasar
Mulai dilempar ke pasar, melihat bagaimana tanggapan pasar terhadap produk baru yang dimunculkan
3.      Tumbuh
Tahap dimana produk mulai mendapatkan pembelian secara meningkat dari konsumen.
4.      Matang
Tahap ini ditandai jumlah penjualan yang sudah mencapai maksimumal dan sulit untuk  dinaikkan lagi. Ini sebagai kelanjutan dari tahapan tumbuh sebelumnya.
5.      Penurunan
Setelah tahap matang berakhir, maka penjualan produk bisanya akan mengalami penurunan (deteriorasi).
6.      Mati
Tahapan terakhir adalah ketika produk tidak lagi dibeli oleh konsumen. Siklus hidup pr oduk akan berakhir, tidak diproduksi lagi. Sesudah itu akan dimulai lagi siklus hidup ini dengan kegiatan R&D.
Dalam bab ini kita akan melihat bagaimana siklus hidup atau tahap­tahap yang biasa dilalui oleh suatu proyek pada umumnya, pola tersebut disebut dengan siklus hidup proyek. Siklus hidup proyek ini juga mempunyai tahapan-tahapan siklus perkembangan produk ,adapun tahapannya sebagai berikut :  - Tahap Konsepsi
                             - Tahap Perencanaan
                             - Tahap Eksekusi
                             - Tahap Operasi
Konsepsi
Secara umum tahap konsepsi ini bisa dibagi menjadi dua bagian
yaitu: Inisiasi Proyek dan Kelayakan. Berikut adalah penjelasan masing masing
sub tahap.
Ø  Inisiasi Proyek
 Proyek dimulai dengan di temukannya sua tu masa lah, kesempatan
 atau kebu tuhan oleh user
Inisiasi adalah titik di mana suatu ide tentang proyek lahir.
Banyak user tahu ada masalah tetapi sulit untuk mengemukakannya.

Kelayakan Proyek
Ø  Kelayakan adalah proses investigasi terhadap masalah dan
mengembangkan solusi secara lebih detail apakah penyelesaian masalah
i tu cukup mengun tungkan secara ekon omis dan bermanfaat.
Ada beberapa perspekti f yang mungkin dalam tahap kelayakan
in i-apa yang diperlukan, kapan dilakukan, pihak mana yang
terlibat. Investigasi awal oleh user hanya merupakan studi kelayakan
pendahuluan. Jika user memang ingin melaksanakan lebih jauh idenya
perlu dicarikan s olusi dari beberapa kontraktor/ konsultan/ developer
Permintaan Proposal
Ø  Permintaan proposal atau Request For Proposal (RFP) dikirim kepada
pihak-pihak yang masuk dalam da ftar peserta lelang atau bidders list
yang dipunyai perusahaan atau pihak lain yan g berminat. Dalam RFP
ditentukan tujuan proyek, lingkup proyek, spesifikasi performansi,
batasan ongkos dan jadwal, kebutuhan data, jenis kontrak yang
diinginkan (lihat lampiran). Para kontraktor mengirim proposal sesuai
dengan RFP, kemudian user memilih salah satu sebagai pelaksana utama
atau partner.
Proposal Proyek
Ø  Kontraktor perlu mengeluarkan sejumlah biaya dan waktu untuk
menyiapkan proposal. Maka penyiapan proposal perlu ditangani oleh
manajemen puncak. Pembuatan proposal adalah pekerjaan penting
yang harus dilakukan sebelum suatu proyek didapatkan. Secara
ringkas proposal proyek harus mengandung beberapa pokok isi sebagai
berikut:
·         Surat Pengantar
·         Ringkasan Eksekutif
·         Bagian Teknis
·         Manfaat atau Keuntungan yang akan diperoleh
·         Jadwal
·         Bagian keuangan
·         Bagian legal
·         Kualifikasi manajemen

Pemilihan Proposal
Ø  Proposal yang masuk ke pemilik proyek akan dievaluasi berdasar kan
syarat-syarat yang telah ditentukan dalam RFP. Evaluasi pertama bisa
dilakukan berdasarkan syarat-syarat administrasi. Syarat administrasi
ini bisa meliputi
·         Aspek hukum
·         Bidang pekerjaan
·         Aspek finialisasi
Negosiasi Kontrak
Ø  Negosiasi atau t awar- menawar merupakan suatu usaha yang
dilaksanakan beberapa pihak yang akan melakukan suatu transaksi
yang kompleks, sangat berharga dan memakan waktu. Negosiasi
antara pemilik proyek (user) dengan calon kontraktor yang terpilih
dimaksudkan untuk menyamakan posisi kedua belah pihak dalam
masalah-masalah utama, khusus nya masalah teknis dan persetujuan
dalam hal waktu, jadwal dan performansi.
Tahap Perencanaan
Ø  Tahap perencanaan da lam sik lus hidup pr oyek akan me liputi
kegiatan: penyiapan rencana pr oyek secara detai l dan penentuan
spesifikasi proyek secara rinci. Isi rencana pr oyek biasanya terdiri dari:

1. Jadwal pekerjaan
2. Anggaran dan sistem pengenda lian biaya
3. Work Breakdown Structure secara rinci
4. Bagian-bagian yang berisiko tinggi dan cukup sulit dan rencana
   tentang pengatasan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul.
5. Rencana sumberdaya manusia dan pemakaian sumberdaya lain.
6. Rencana pengujian hasil proyek
7. Rencana dokumentasi
8. Rencana peninjauan pekerjaan
9. Rencana pe laksanaan hasil proyek
   
Pembuatan rencana ini dikerjakan oleh tim proyek di bawah
    koordinasi dan pengawasan seorang manajer proyek
Tahap Eksekusi
Ø  Pada tahap ini campur tangan user sudah sangat kecil, porsi
pengambilan keputusan lebih banyak di tangan pelaksana proyek.
Yang tercakup dalam tahap ini adalah pekerjaan-pekerjaan seperti: desain,
pengembangan, pengadaan,konstruksi/ produksi, pelaksanaan. Tergantung
pada jenis proyek, kegiatan konstruksi bisa juga berupa kegiatan produksi.
Untuk proyek-proyek konstruksi tahap ini akan meliputi kegiatan desain,
pengadaan, dan konstruksi. Sedangkan pada proyek pengembangan
hardware tahap ini akan meliputi desain, pengembangan, pengadaan dan
produksi.
Tahap-tahap dalam eksekusi ini adalah:
1.      Desain
2.      Pengadaan
3.      Produksi
4.      Implementasi
Tahap Operasi
Setelah hasil proyek diserahkan ke user maka proyek dianggap
selesai. Keterlibatan kontraktor dianggap telah selesai lalu user mulai
mengoperasikan hasil proyek terse but. Tetapi ini tergantung juga pada
jenis proyek. Proyek eksibisi pertandingan sepak bola atau pertunjukan
wayang kulit tentu saja tidak mempunyai tahap operasi ini.


BAB III

ORGANISASI PROYEK

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan.
.Terdapat beberapa unsur dalam penyusunan struktur organisasi sebagai berikut:
-          Berdasar Produk
-          Berdasar Lokasi
-          Berdasar Proses
-          Berdasar Pelanggan
-          Berdasar Fungsi

Proyek Sebagai Bagian dari Organisasi Fungsional
Sebagai salah satu alternat f untuk memberikan tempat bagi proyek,
kita bisa memasukkan proyek sebagai bagian dari divisi fungsional dari
suatu perusahaan.

Ada beberapa keuntungan dan kelemahan menggunakan struktur ini , diantaranya :
-          Adanya fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan staf/karyawan. Jika sebuah divisi fungsional yang tepat telah dipilih sebagai “tempat" proyek, divisi tersebut akan menjadi base administrasi bagi orang- orang yang mempunyai keahlian tertentu yang terlibat dalam proyek.
-          Orang- orang dengan keahlian tertentu bisa ditugaskan di banyak proyek yang berbeda
-          Orang- orang dengan keahlian yang berbeda dapat dikelompokkan dalam satu group untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi pemecahan masalah teknis.
-          Divisi fungsional yang bersangkutan bisa jadi basis bagi kelangsungan teknologi hila para personel keluar dari proyek atau organisasi induk.
-          Divisi fungsional mempunyai jalur- jalur karir bagi mereka yang mempunyai keahlian t ertentu.
Adapun Kekurangannya sebagai berikut:
-          Klien tidak menja diperhatian utama dari aktivitas yang dilakukan orang-orang yang terli bat proyek.
-          Divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas- aktivitas khusus yang sesuai den gan fungsinya
-          Kadang- kadang dalam proyek yang diorganisasi secara fungsional ini tidak ada individu yang di beritanggung jawab penuh untuk mengurus proyek.
-          Motivasi orang yang ditugaskan ke proyek cenderung lemah. Proyek bukan merupa kan minat utama dan bukan mainstream bagi anggota.
-          Penyusunan organisasi seperti ini tidak memberikan pendekatan yang holistik terha dap proyek. Proyek yang komplek secara teknis tidak dapat dikerjakan secara baik tanpa totalitas.

Organisasi Proyek Murni
Bentuk lain dari organisasi proyek adalah organisasi proyek murni (pure project organization). Proyek terpisah dari organisasi induk. Ia menjadi organisasi tersendiri dalam staf teknis tersendiri, administrasi yang terpisah dan ikatan dengan organisasi induk berupa laporan kemaj uan atau kegagalan secara periodik mengenai proyek. Pimpinan dalam hal ini manajer proyek bisa melakukan pembangunan sumber daya /dari luar berupa subkontraktor atau supplier sela ma sumber daya .(tidak bersedia atau tidak bisa dikendalikan dalam organisasi.

Organisasi Matriks
Dalam rangka menggabungkan kelebihan-kelebihan yang dipunyai organisasi fungsional dan organisasi proyek murni dan menghindarkan kekurangan-kekurangan yang ada, maka dikembangkan bentuk organisasi yang dikenal dengan organisasi matriks. Organisasi ini merupakan jalan tengah antara keduanya.

Memilih Bentuk Organisasi Proyek
Seorang manajer proyek jarang yang bertanggung jawab
untuk melakukan perancangan organisasi proyek. Tetapi dia bisa
memberikan saran pada orang yang melakukannya. Tidak mungkin
ditetapkan bentuk organisasi mana yang paling baik dalam rangka
menangani proyek. Bagaimana suatu bentuk organisasi bisa dipilih,
sulit diterangkan bahkan oleh praktisi senior sekalipun

BAB IV

Tim Proyek

Secara umum peng erti an ti m proyek adal ah semua personil yang
t erg abung dal am org ani sasi peng el ol a proy ek. Ada pe rsonil fung si onal
dari organi sasi i nduk, ada j ug a personil ya ng m enj adi i nti dari tim. Ti m
inti han ya bert angg ungj aw ab ke manaj er proyek, sedang kan personil
fung si on al mela por kepa da kedu a at asan, yakni manaj er fung si onal dan
manajer proyek

Manajer Proyek
Peran Manajer Proyek
Manaj er proyek berperan unt uk meng int eg rasikan beberapa
keg iat an yang berbeda untuk mencapai t uj uan t ert entu. Sebag ai orang
ut ama dalam manaj emen proyek, ia meng int eg rasikan apa saj a dan
siapa saj a unt uk mencapai performansi yang dit arg et kan. Manaj er
proyek j ug a seorang komunikat or. Deng an ini berart i ia menj adi t empat
t erakhir menuj unya laporan-laporan, memo, permint aan dan keluhan

Kompetensi dan Orientasi Manajer Proyek
Seorang manajer proyek bekerja pad a interface an tar a top management
dan para teknolog a tau teknisi, maka dia harus mempunyai kemampuan
manajerial dan sekaligus kompetensi teknis serta beberapa kualifikasi
yang lain. Bagaimana tingkat pentingnya kemampuan manajerial
dan kemampuan teknis sangat bergantung pada jenis proyek

Anggota Tim Proyek
-          Contract Administrator
-          Project Controller
-          Project Accountant
-          Customer Liason
-          Production Coordinator
-          Manajer Lapangan
-          Quality Assurance Supervisor.

Peran Lain di Luar Tim Proyek
Manajer Program
Ada kalanya dalam suatu waktu perusahaan mempunyai banyak
proyek yang harus ditangani. Masing-masing proyek dipimpin oleh
seorang manajer proyek. Perusahaan perlu juga menempatkan orang
untuk mengkoordinasikan para manajer proyek ini

Manajemen Puncak
Manajemen punca k bertanggun gjawab untu k mensu kses kan
pela ksanaan manajemen pr oye k. Sehingga ada beberapa tugas ya ng
harus di kerja kannya.
Menetap kan secara jelas tanggun gjawab dan wewenang manajer
pr oye k relati f terhadap manajer yang lain.
Menentu kan ling kup dan batasan tanggun gjawab pengambilan
keputusan yang dimili ki manajer pr oye k.
Menetap kan kebija ksanaan dalam penyelesaian kon fli k dan penetapan
pri oritas.
Menjabar kan tujuan-tujuan yang a kan diguna kan untu k meng evaluasi
per formansi manajer pr oye k.
Merencana kan dan memberi kan du kungan pada suatu sistem
manajemen pr oye k yang bisa menyedia kan in formasi yang berguna
untu k perencanaan, pengendalian, pemeri ksaan dan evaluasi
proyek proyek yang dilaksanakan






BAB V

Perencanaan Proyek

Penentuan apa yang akan dikerjakan ini merupakan fungsi dari
perencanaan (planning). Sedangkan tindakanmemastikan bahwa rencana
dikerjakan dengan benar merupakan fungsi pengendalian (control).
Dalam bab ini akan dibahas mengenai perencanan pekerjaan dalam
proyek. Perencanaan merupakan hal sangat penting dalam manajemen
proyek. Alasan-alasan berikut mendasari perlunya perencanaan:
Untuk menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian
Dengan perencanaan yang baik, apa yang perlu dikerjakan,
kapan dikerjakan, memerlukan resourse apa saja, risiko apa yang
akan muncul, apa target tiap aktifitas akan menjadi jelas. Hal-hal
yang tidak pasti akan menjadi lebih pasti.
Untuk memperbaiki efisiensi operasi
Dengan perencanaan yang baik tentu saja akan membuat
pelaksanaan kegiatan proyek akan semakin efisien. Langkah cobacoba
dan tidak jelas dasarnya akan membutuhkan biaya yang lebih
tinggi.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan
Proyek

Tahap-tahap Perencanaan Proyek
Setelah kontrak proyek ditandatangani, maka manajemen puncak
dari perusahaan yang mendapatkan pekerjaan proyek harus memberi
wewenang untuk melakukan perencanaan, membuat jadwal dan
anggaran kepada tim proyek. Langkah-langkah perencanaan meliputi:
1. Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan-kebutuhannya. Dalam hal
ini perlu ditentukan hasil akhir proyek, waktu, biaya dan performansi
yang ditargetkan.
2. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk mencapai
tujuan proyek haruslah diuraikan dan didaftar.
3. Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemendepartemen
yang ada, subkontraktor yang diperlukan dan manajermanajer
yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pekerjaan yang
ada. 4. Jadwal untuksetiap aktivitaspekerjaandibuat, yangmemperlihatkan
waktu tiap aktivitas, waktu mulai dan batas selesai serta milestone.
5. Sebuah rencana anggaran dan sumberdaya yang dibutuhkan
dipersiapkan. Rencana ini akan memberikan informasi mengenai
jumlah sumberdaya dan waktu untuk setiap aktivitas pekerjaan.
6. Estimasi mengenai waktu, biaya dan performansi penyelesaian
proyek.



Rencana Induk Proyek
Tujuan pembuatan rencana adalah untuk memberikan petunjuk
kepada manajer dan tim proyek selama siklus hidup proyek; untuk
memberitahukan mengenai sumberdaya apa yang diperlukan, kapan
dan berapa besar biaya yang dikeluarkan, dan memungkinka n mereka
mengukur kemajuan yang telah dibuat dan keterlambatan yang terjadi,
selanjutnya apa yang perlu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan
itu

Rencana induk proyek berisi:
I. Deskripsi Proyek
Bagian ini berisi deskripsi singkat mengenai asal-usul dan latar
belakang lahirnya proyek. Termasuk disini penjelasan singkat tentang
proyek, tu juan, kebutuhan, kendala, masalah yang ada ( dan bagaimana
akan diatasi), jadwal induk yang memperlihatkan kejadian dan milestone
yang ada.

II. Manajemen dan Organisasi
Ø  Manajemen dan organisasi
Ø  kebutuhan orang
Ø  training dan pengembangan

III. Bagian Teknis
Ringkasan mengenai aktivitas utama proyek, waktu dan biaya.
Termasuk dalam bagian ini adalah:
1. Rincian pekerjaan (statement of work).
Pekerjaan yang ada diuraikan secara jelas.
2. Jadwal proyek.
Jadwal proyek berhubungan dengan kejadian, milestone,
termasuk Gantt charts, jaringan kerja proyek, diagram CPM/PERT.
3. Anggaran dan dukungan keuangan.
Estimasi mengenai pengeluaran, kapan waktunya, untuk biaya
tenaga kerja, bahan dan fasilitas.
4. Testing.
Daftar semua yang perlu diuji, termasuk prosedur, waktu dan
orang yang bertanggungjawab.
5. Dokumentasi.
Dokumen-dokumen yang akan dihasilkan dan bagaimana
dokumen ini akan diorganisasikan dan disimpan.
6. Implementasi.
Bahasan dan petunjuk mengenai bagaimana pelanggan menjalankan
hasil proyek.
7. Rencana peninjauan pekerjaan.
Prosedur mengenai peninjauan pekerjaan secara periodik,
catatan apa yang perlu ditinjau, kapan, oleh siapa dan menurut
standar apa.
8. Justifikasi ekonomi.
Ringkasan alternatif yang mungkin dalam mencapai tujuan
proyek memperlihatkan trade-off antara biaya dan jadwal.


Alat-alat Perencanaan
Banyak metode yang digunakan dalam perencanaan. Di sini akan
dibahas beberapa diantaranya adalah
1. Work breakdown structure (WBS)
WBS adalah kegiatan menguraikan pekerjaan proyek menjadi
pekerjaan-pekerjaan kecil yang secara operasional mudah dilaksanakan
serta mudah diestimasi biaya dan waktu pelaksanaannya.
2. Matriks tanggungjawab
Matriks tanggungjawab ini digunakan untuk menentukan
organisasi proyek, orang-orang kunci dan tanggungjawabnya.
Matriks tanggungjawab memperlihatkan hubungan antara kegiatan/
aktifitas dengan siapa yang bertanggungjawab dan seberapa besar
tanggungjawabnya.
3. Gantt charts
Tool ini digunakan untuk menunjukkan jadwal induk proyek, dan
jadwal pekerjaan secara detail.
4. Jaringan kerja (network)
Jaringan kerja digunakan untuk memperlihatkan urutan pekerjaan,
kapan dimulai, kapan selesai, kapan proyek secara keseluruhan selesai.

Pendefinisian Pekerjaan
Tujuan proyek perlu diterjemahkan secara lebih operasional,
sehingga memungkinkan untuk menentukan elemen-elemen pekerjaan
secara detail untuk mencapai tujuan terse but. Untuk proyek besar tidak
jarang beberapa pekerjaan terlewati. Untuk itu perlu didefinisikan
pekerjaan-pekerjaan yang ada dan bagaimana hubungan an tar pekerjaan
itu.

Integrasi WBS dengan Organisasi Proyek
Sesudah proyek dipecah-pecah dalam paket pekerjaan
yang operasional, perlu ditentukan unit organisasi mana yang
bertanggungjawab terhadap pekerjaan tersebut. Untuk itu perlu dibuat
integrasi antara WBS dan organisasi proyek. Sebagai contoh proyek
Mandiri, lihat gambar 5.5. Dalam proyek ini terlibat empat bagian
organisasi dengan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
pembuatan produk engineering.

Matriks Tangungjawab
Dari integrasi WBS dan organisasi proyek bisa dibuat matriks
tanggungjawab. Di sini diperlihatkan hubungan antara pekerjaan dan
orang yang bertanggungjawab langsung terhadap pekerjaan tersebut.
Kolom matriks menunjukkan orang yang bertanggungjawab dan
dari bagian apa dalam organisasi proyek, sedangkan baris matrik
menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam proyek. Pertemuan
kolom dan baris menunjukkan tingkat tanggungjawab yang dimiliki
orang yang bersangkutan terhadap tugas yang ada.


Kesimpulan

Dari bab yang saya review sebuah manejemen proyek membutuhkan konsep proyek yang sudah tertata rapih dengan aturan yang sudah dibuat secara kelompok agar tidak terjadi kesalahan kerja. Dan dalam menjalakan manajemen proyek membutuhkan leader atau manager proyek yang bisa memimpin jalannya proyek yang sedang berjalan agar dapat menghasilkan yang diinginkan dan selesai dengan waktu yang sudah ditetapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar